Jumat, September 26, 2008

futsal

Futsal, Olahraga Zaman Sekarang

Sudah pernah mendengar kata futsal ?

Jika belum, saya jelaskan secara singkat untuk anda. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang Masing-masing regu beranggotakan lima orang. Tujuannya dari permainan ini adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan gerak kaki.

Selain pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Permainan ini sebetulnya hampir mirip dengan sepak bola, hanya saja dilakukan didalam ruangan dan dengan peraturan yang sedikit berbeda dengan sepak bola.

Selanjutnya, futsal juga di kenal dengan berbagai nama. Istilah ”futsal “ adalah istilah internasionalnya, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, football dan sala. Buntut “sal” ( artinya ruangan ), dicomot dari bahasa Prancis (salon) atau Spanyol (sala).

Toh, istilah futsal sempat bersaing dengan permainan indoor soccer atau indoor football versi negara-negara Eropa. Namun badan sepak bola sedunia (FIFA) kemudian memakai futsal sebagai nama resmi bal-balan dalam ruangan. FIFA (yang anggotanya berjumlah 200-an negara, melebihi jumlah anggota PBB) juga menetapkan ukuran dan aturan main baku yang membuat olah raga ini makin dikenal di banyak negara termasuk di Indonesia.

Futsal tercipta di Montevidoe, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Tak heran dari brazil bermunculan pemain sepak bola yang berkemampuan apik dalam mengolah bola.

Kejuaraan dunia futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brazil, tahun 1982, berakhir dengan Brazil di posisi pertama. Brazil mengulangi kemenangannya di kejuaraan dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam kejuaraan dunia ketiga tahun 1988 di Australia.

Kenapa futsal begitu popular ?

Alasannya, mungkin karena akses lapangan bola sekarang ini susah ditemukan. Maklum sekarang ini jumlah lapangan bola yang kita jadikan tempat main bola sekarang berubah menjadi mall yang menjulang tinggi. Sementara itu tidak banyak pemilik lapangan terbuka yang meng-izinkan tempatnya dijadikan tempat bermain bola. Yang berikutnya, lebih mudah mengumpulkan orang dalam jumlah yang sedikit untuk dapat bermain futsal. Karena dilakukan dalam ruangan maka kita tidak akan merasakan betapa menyengatnya sinar matahari di luar sana. Lagian olah raga futsal tidak begitu banyak mengundang cidera bagi pemainnya. Ini berbeda sekali dengan sepak bola pada umumnya. Bahkan dalam futsal kita harus kreatif dalam memainkan bola, karena ini merupakan salah satu kesenangan di dalam futsal. Makin apik permainan bola kita makin seru permainan futsal bahkan bisa mengundang keceriaan lebih lama.

Futsal di Indonesia masih salah

Sekarang kita bicara futsal di Indonesia. Dari faktor lapangan, futsal di Indonesia masih terkesan salah kaprah. Ini dapat terlihat dari banyaknya lapangan futsal yang menggunakan rumput sintetis (artificial graas). Padahal menurut aturan FIFA, lapangan futsal terbuat dari karpet (matras) atau partikel kayu. Itu sebabnya, BFN menggunakan karpet untuk penyelenggaraan liga. Menurut saya penggunaan rumput sintetis di maksudkan untuk mengantisipasi gaya main sepakbola konvensional. Dalam olahraga futsal, tekel atau body charge adalah kegiatan terlarang, dan jika ini terjadi pada lapangan yang menggunakan hard cover (bukan tanah empuk) pemain yang jatuh karena ditekel akan menderita luka yang lumayan fatal.

Tapi menjadi hal yang wajar, karena futsal masih baru di Indonesia. Tidak banyak orang kita yang lebih dulu mengenal futsal ketimbang sepakbola. Akhirnya banyak pemain yang bergaya sepakbola ketika memainkan futsal. Padahal menurut Ronaldinho, seorang pemain sepakbola justru sebaiknya mengenal futsal terlebih dulu karena bias belajar mengenai skill mengolah bola dan rotasi posisi yang cepat di area relatife sempit. Tapi ini memang sebuah proses, olah raga futsal memang dilirik oleh banyak kaum muda di Indonesia, siapa tau, sepak bola Indonesia yang kembang kempis itu bisa berubah drastis dalam beberapa tahun kedepan melalui maraknya permainan futsal. Amin …

Bikin gatal pemodal

Makin mendunianya futsal, apalagi semakin nge-trend-nya futsal, membuat para pemilik modal mulai gatal. Di berbagai daerah di Indonesia menjamurlah lapangan futsal yang didirikan oleh para pemilik modal. Agaknya ketertarikan para kaum pecinta sepakbola pada olahraga ini tidak disia-siakan oleh pemilik modal, bahkan ada diantara para artis yang rela menyisihkan kocek mereka untuk mendirikan lapangan futsal untuk disewa secara umum.

Apalagi sekarang ini futsal tidak hanya dimainkan oleh para orang dewasa. Para remaja yang masih berseragam sekolah pun kalo saya amati suka meluangkan waktu untuk bermain olahraga ini.

Perbedaan antara sepakbola dengan futsal

Sepakbola

Futsal

Pemain utama : 11 orang

Pemain utama : 5 orang

Pemain cadangan : 3 orang

Pemain cadangan : 7 orang

Penggantian : 3 kali

Penggantian : tak terbatas

Lemparan kedalam

Tendangan kedalam

Durasi 2 x 45 menit

Durasi 2 x 20 menit

Istirahat maksimal 15 menit

Istirahat maksimal 10 menit

Tak ada time out

1 kali time out per babak

Perhitungan waktu nonstop

Dapat berhenti (seperti basket)

Boleh kontak badan

Dilarang kontak badan

Pelanggaran tak terbatas

Lebih 5 kali, freekick langsung

Ada off-side

Tak ada off-side

Goal kick pakai tendangan

Goal kick dengan lemparan

Kartu merah, tak diganti

bisa diganti, setelah 2 menit

Bagaimana ? lebih bergairah dengan futsal. Ajaklah teman anda untuk bermain bersama dan berbagilah keceriaan untuk mereka. Apalagi kegiatan yang sangat bagus untuk sekarang ini, sambil menunggu berbuka puasa.:-)

Rabu, September 24, 2008

percobaan

KARAKTERISTIK DAN PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA

Kegiatan Belajar 1
Definisi, Klasifikasi, Penyebab dan Cara Pencegahan Tunagrahita

  1. Berbagai istilah yang dikemukakan mengenai tunagrahita, selalu menunjuk pada keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum berada di bawah usia kronologisnya secara meyakinkan sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus.
  2. Seseorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga hal berikut, yaitu: keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum di bawah rata-rata, disertai ketidakmampuan dalam perilaku adaptif, dan terjadi selama periode perkembangan (sampai usia 18 tahun).
  3. Ketunagrahitaan dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan bukan keturunan. Faktor keturunan kerusakannya pada sel keturunan seperti kerusakan kromosom, gen, dan salah satu atau kedua orangtua menderita kelainan atau hanya sebagai pembawa sifat. Faktor di luar sel keturunan, di antaranya karena faktor kekurangan gizi, kecelakaan (trauma kepala) , dan gangguan metabolisme.
  4. Alternatif pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya: mengadakan penyuluhan genetik, pemeriksaan kesehatan terutama pada saat ibu hamil, sanitasi lingkungan, imunisasi, intervensi dini, dan sebagainya.
  5. Untuk memudahkan dalam memberikan layanan pendidikan, anak tunagrahita diklasifikasi-kan: tunagrahita ringan (mild mental retardation), tunagrahita sedang (moderate mental retardation), tunagrahita berat (severe mental retardation), dan tunagrahita sangat berat (profound mental retardation).

Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Anak Tunagrahita

  1. Secara umum karakteristik anak tunagrahita ditinjau dari segi akademik, sosial/emosional, fisik/kesehatan. Di samping perlu pula ditinjau berat dan ringannya ketunagrahitaan, sehingga perlu dibahas karakterirtik tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat dan sangat berat.
  2. Pemahaman karakteristik sangat penting karena dapat menentukan layanan pendidikan bagi tiap jenis anak tunagrahita. Misalnya materi pelajaran bagi anak tunagrahita ringan lebih tinggi jika dibandingkan dengan materi pelajaran bagi anak tunagrahita sedang, berat, dan sangat berat.
  3. Ciri-ciri /karakteristik yang dapat dijadikan patokan dalam mendeteksi ketunagrahitaan terutama pada masa sekolah penting dikenal oleh guru karena kebanyakan dari mereka langsung masuk ke sekolah biasa. Biasanya anak yang ke sekolah umum tergolong tunagrahita ringan karena tidak memperlihatkan ciri-ciri khusus dalam segi fisik. Ciri ketunagrahitaan barulah diketahui pada saat ia duduk di kelas IV SD karena di kelas sebelumnya ia dapat mengikuti pelajaran seperti anak normal dalam menyanyi, bermain dan bekerja